Tidak seperti bulan lain, bulan Ramadhan di Indonesia menjadi fokus peningkatan perilaku konsumsi dan belanja masyarakatnya. Para marketer perlu memahami betapa efektifnya promosi di bulan Ramadhan dalam mengejar opportunity pada market yang besar ini.
Menurut Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (
Masyarakat Indonesia juga memiliki perilaku kebiasaan pulang kampung, biasa kita dengar dengan sebutan mudik. Kebiasaan ini sudah seperti ritual yang wajib dilakukan. Pergerakan pasar hingga regulasi pemerintah juga beradaptasi mengikuti kebiasaan ini. Tercatat jumlah lalu lintas masyarakat yang mudik bisa mencapai 19 juta orang.
Mudik bukan hanya fenomena sosial, melainkan juga fenomena ekonomi. Banyak industri yang terlibat dalam kebiasaan pulang kampung. Mulai dari transportasi, kuliner, hiburan, hingga pariwisata menjadi lebih sibuk. Banyak dana yang dikeluarkan untuk membiayai perjalanan mudik.
Dengan kata lain, penduduk Indonesia mengeluarkan uang lebih banyak pada bulan ini. Pada tahun 2016 IDEAS memperkirakan angka perputaran uang di musim mudik Lebaran mencapai Rp 185 triliun. Dan tren ini bisa diramalkan akan terulang bahkan meningkat pada tahun 2018.
Gaji THR
Adanya tren perilaku konsumtif setiap bulan Ramadhan ini bukan tanpa sebab. Tidak hanya karena kultur religi yang ada di Indonesia, yang berkaitan erat dengan hari raya, perantau dan mudik, namun juga karena adanya bonus pendapatan di hari besar yang dikenal dengan sebutan Tunjangan Hari Raya (THR).
Dapat dilihat pada grafik Google Trends yang mengacu pada 1 tahun ke belakang (2017), bahwa keyword yang berhubungan dengan kebiasaan Ramadhan seperti pulang kampung, promo ramadhan, sembako dan gaji thr.
THR diberikan kepada masyarakat kelas pekerja bersamaan dengan momentum bulan Ramadan. Bonus uang ini memberikan tambahan kemampuan belanja. Inilah yang membuat tren konsumsi meningkat
Konsumsi Konten Religi
Ternyata bukan konsumsi produk/jasa saja yang meningkat. Konsumsi konten yang berkaitan dengan religi juga meningkat di bulan Ramadhan. Beberapa pihak seperti media massa, content creator, bisnis, influencer bahkan marketer bisa memanfaatkan momen ini untuk membuat konten yang relevan dengan kegiatan religi.
Tema konten yang berkaitan dengan religi dan Ramadhan mendapatkan lebih banyak view dan engagement. Apa pun platformnya: blog, media sosial, YouTube; Dengan menggunakan informasi ini, konten iklan bisa diracik sedemikian rupa agar relevan dengan momentum Ramadhan.
Secara umum, umat muslim akan melakukan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Ini artinya sebagian besar masyarakat melakukan aktivitas yang berbeda pada jam-jam tertentu. Contohnya seperti tidak mengkonsumsi makanan, bekerja lebih singkat, melakukan ibadah, berbuka puasa, beristirahat dan mempersiapkan hal lainnya. Semua ini dilakukan berbeda dari waktu pada bulan-bulan biasa. Timing dapat mempengaruhi performa konten.
Promosi di Bulan Ramadhan
Bisnis dan marketer yang cerdas akan pandai memanfaatkan momen Ramadhan ini. Dua bulan dalam 1 tahun, momentum ini akan berjalan. Tidak ada alasan kuat untuk tidak mengambil peluang melakukan promosi di bulan Ramadhan.
Posisikan brand di titik yang tepat selama promosi bulan ini. Mulai dari segi target pasar, timing promosi, digital media, hingga kultur religi agar bisa mengembangkan marketing campaign yang kreatif sekaligus tepat sasaran.
Dengan ide dan semangat yang sama, HeroSoftMedia sebagai Digital Marketing Agency menawarkan kesempatan pada bisnis dan brand untuk berpromosi secara digital dengan strategi yang tepat dan biaya yang lebih murah.
Tunggu apa lagi, manfaatkan Digital Marketing untuk kembangkan bisnis Anda di Ramadhan ini.