Gerbang era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal millennium lalu, yang ditandai dengan menipisnya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam segala aspek sumber daya. Sebagaimana telah di siratkan dalam berbagai perjanjian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang berawal dari perjanjian perdagangan multilateral (GATT) pada perundingan Uruguay maupun kesepakatan pelaksanaan wilayah perdagangan bebas di Asia (AFTA) bagi negara-negara kawasan Asia.
Sekalipun sebuah modernisasi ditandai dengan kecepatan arus informasi, globalisasi dan ekonomi digital tidak akan pernah dapat dilepaskan oleh pengaruh besar teknologi. Keampuhan teknologi itu kemudian mendulang sukses mengintegrasi tradisi perdagangan yang bersifat abstraksi, berubah ke dalam bentuk yang lebih sempurna, universal dan spasio-temporal (mampu menembus ruang dan waktu).
Inovasi tidak lagi terbatas pada sektor teknologi tinggi, namun lebih jauh saat ini telah menjadi fenomena-global yang mempengaruhi semua sektor kehidupan, Untuk memenangkan bisnis di era digital ini, menurut Faisal Basri dalam Peta Perekonomian Indonesia Memasuki Era Digital, yaitu dengan mempersiapkan Top 7 Skills, diantaranya adalah:
Complex Problem Solving, ketika Negara melalui pemanfaatan teknologi mampu merubah khayalan dan impian manusia menjadi sebuah inovasi dengan menghasilkan banyak ragam dan system operasi produk barang dan jasa yang kompleks, maka hal itu akan meningkatkan globalisasi dan kemajuan teknologi, berdampak pada banyaknya masalah yang akan dihadapi.
Teknologi juga dimanfaatkan untuk membuat prediksi di lingkungan yang kompleks dengan cara melakukan penelitian dan kajian serta expert judgment dari “domain” pengetahuan tertentu,
Critical Thinking, bagaimana tingkat pendapatan global dapat berdampak nyata bagi kualitas hidup populasi masyarakat dunia. Teknologi menghasilkan harga murah dengan keuntungan jangka panjang dalam efisiensi dan produktivitas
Creativity, yaitu meningkatnya capaian ketika pelaku kebijakan berhasil mengurangi ketegangan sosial. Dalam hal itu, teknologi merupakan salah satu alasan utama mengapa pendapatan mengalami stagnasi, atau bahkan menurun bagi sebagian besar penduduk di negara-negara berpenghasilan tinggi.
People Management, ini menegaskan pada konteks seseorang yang mampu mengarahkan pada hasil kuat dan berkelanjutan dengan cara meningkatkan keterlibatan sumber daya manusia yang bekerja untuk mereka
Coordinating with Other, teknologi di-era globalisasi begitu krusial, sehingga membutuhkan “perpanjangan tangan” yang efektif untuk meningkatkan skala keuntungan ekonomi. Karena itu dibutuhkan keterampilan berkoordinasi yang mencakup kapasitas untuk mengatur, dan menghubungkannya dengan keseluruhan alur kerja mencakup penanganan krisis, rintangan atau interupsi yang tak terduga.
Emotional Intelelligence, digitalisasi memiliki kemampuan untuk memacu setiap informasi yang diterima oleh masyarakat, sehingga setiap orang bisa mendapatkan “banjir informasi”, baik yang bersifat lokal-regional dan internasional, di satu sisi bisa membuat manusia mendapatkan informasi yang diperlukan, tapi di lain pihak menjadi beban berlebih atas seluruh proses informasi yang diterima oleh setiap manusia atau masyarakat, sehingga dibutuhkan kecerdasan emosional yang mengidentifikasi dan mengelola tingkat emosional orang lain.
Judgement and Decission Making, keputusan yang baik membutuhkan tujuan yang jelas, spesifik, terukur, disepakati, realistis dan memiliki ketergantungan waktu.