Proses pembelian pada B2C, biasanya lebih sederhana jika dibandingkan dengan B2B. Perbedaan yang besar terletak pada konsumen yang sering membeli sesuatu berdasarkan ketertarikan atau bahkan dorongan akan memenuhi kebutuhan. Konsumen tidak harus melalui beberapa tahapan untuk melakukan pembelian, dimana website Anda telah memberikan akses pada seseorang yang akan membeli, yang berarti website sangat penting. Jadi, apa hubungannya dengan desain website B2C? Berikut ini adalah beberapa poin untuk Anda ingat :
Koneksi dengan konsumen. Lakukan beberapa riset pasar untuk menemukan hal afeksi apa yang dimiliki oleh brand produk atau jasa Anda. Ini untuk memudahkan Anda menarik emosi mereka melalui desian. Gunakan headline yang menarik dan visual yang menawan. Unggulkan perbedaan yang dimiliki bisnis Anda dalam persaingan pasar. Kaitkan dengan update konten blog yang dilakukan secara teratur (konten yang baru tidak hanya menjadi alasan bagi pengguna internet untuk kembali pada website Anda, tetapi juga meningkatkan SEO Anda).
Fokus pada harga dan foro produk. Mari kita pahami, pertanyaan pertama bagi sebagian orang ketika akan membeli produk adalah: Berapa harganya? Dan mereka tidak ingin mencari informasi lebih detail tentang harga tersebut. Foto produk seharusnya juga tercantum dalam daftar prioritas Anda. Pengunjung website Anda tidak dapat menyentuh dan merasakan produk Anda, jadi pastikan mereka mendapatkan kesan yang sesuai dengan tampilan produk Anda dalam sebuah foto.
Tawarkan cara pembelian yang bebas-hambatan. Kecepatan, kenyamanan, dan tanpa adanya gangguan dalam pemeriksaan pembelian seharusnya menjadi prioritas utama dalam desain website B2C. Jangan arahkan konsumen Anda pada kerangka kerja website yang membuat mereka malas untuk mengunjungi website dan melakukan pembelian. Fokuslah pada CTA Anda!
Anjurkan konsumen Anda pada sebuah interaksi. Promosikan profil media sosial Anda pada website Anda. Jika seseorang ada yang tertarik dengan produk atau jasa Anda, hal itu merupakan peluang agar mereka bersedia untuk mengikuti informasi melalui Facebook, Twitter, Instagram, dan media sosial yang lain. Tetapi Anda tidak akan pernah mengetahui ketika salah satu media sosial Anda dapat membuat mereka kembali mengakses website Anda dan kembali melakukan pembelian yang berulang.
Buat website Anda menjadi lebih responsif. Pikirkan tentang seberapa sering orang-orang menggunakan perangkat mobile mereka. Mereka tidak hanya sekedar memeriksa email, berkomunikasi dengan seseorang, memeriksa cuaca atau menemukan tempat terdekat yang ingin dituju, tetapi mereka juga mengakses situs belanja online dan melakukan pembelian. Jika website Anda tidak mobile-friendly, kemungkinan Anda akan kehilangan kesempatan yang baik untuk mendapatkan pelanggan dan konsumen baru.